Kekerasan seksual pada perempuan dan anak bukanlah kejadian yang langka di Indonesia, namun pelaporan masih sangat kecil, sehingga berbagai laporan yang masuk dalam data penelitian atau dipublikasikan hanyalah "puncak gunung es" dari masalah yang sesungguhnya. Masyarakat bahkan petugas kesehatan melihat masalah kekerasan seksual sebagai hal permisif yang tidak perlu diangkat karena hanya akan merugikan pihak-pihak yang terlibat. Akibat dari kekerasan seksual tentunya menciptakan masalah tersendiri bagi kehidupan penyintas, misalnya adalah gangguan mental, stigmatisasi ataupun gangguan fisik berupa penyakit menular seksual. Banyak motif dan mekanisme yang memfasilitasi terjadinya kekerasan seksual. Diantaranya adalah tingkat pengetahuan dari perempuan dan anak terhadap kekerasan seksual dan juga yang terpenting adalah pemahaman serta kompetensi petugas kesehatan tentang kekerasan seksual dan manajemennya.

Aktivitas fisik berperan penting dalam kesehatan fisik dan mental namun lebih dari 30% populasi dewasa kurang beraktivitas fisik. Dari tahun ke tahun, prevalensi kurangnya aktivitas ini semakin meningkat. Dalam global action plan 2018, WHO menargetkan penurunan angka kurang aktivitas fisik hingga 10%. Penyesuaian budaya lokal merupakan salah satu strategi yang efektif untuk meningkatkan aktivitas fisik masyarakat. Indonesia memiliki banyak tari tradisional sebagai bagian dari budaya lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai strategi peningkatan aktivitas fisik. Dengan mengikuti modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memanfaatkan tari tradisional sebagai bagian dari strategi peningkatan aktivitas fisik yang sesuai dengan aspek kesehatan dengan menerapkan prinsip anatomi, fisiologi, dan biokimia.